Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 29 Nov 2024 18:35 WIB ·

Pilkada Sebagai Momentum Persaudaraan, Bukan Perpecahan


 Pilkada Sebagai Momentum Persaudaraan, Bukan Perpecahan Perbesar

Oleh : Mohammad Haris 

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah momen penting dalam kehidupan berdemokrasi. Pada masa ini, masyarakat memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan pemimpin yang akan memimpin daerah mereka. Namun, tak jarang Pilkada malah memunculkan gesekan antarwarga karena perbedaan pilihan. Padahal, esensi demokrasi bukanlah untuk memecah belah, melainkan mempererat persaudaraan.

Pilkada semestinya dilihat sebagai ajang kebersamaan, di mana masyarakat dari berbagai latar belakang bekerja sama dalam sistem demokrasi. Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah, tetapi semangat persaudaraan harus tetap diutamakan. Setiap orang memiliki hak untuk memilih sesuai hati nuraninya, dan hak tersebut harus dihormati oleh semua pihak. Dengan memahami bahwa setiap pilihan adalah bagian dari kebebasan demokrasi, masyarakat dapat menjaga harmoni meski mendukung calon yang berbeda.

Tak bisa dipungkiri, dinamika Pilkada kerap diwarnai oleh persaingan yang memanas, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Kampanye yang berlebihan, isu-isu sensitif, bahkan hoaks sering kali menjadi penyebab ketegangan. Dalam situasi ini, semua pihak perlu bersikap bijak untuk mencegah perpecahan. Para calon dan tim sukses harus mengedepankan kampanye yang sehat, fokus pada program kerja, bukan saling menjatuhkan. Sementara itu, masyarakat perlu lebih kritis terhadap informasi yang beredar agar tidak terprovokasi oleh berita palsu.

Setelah itu, Pemimpin yang terpilih nantinya harus memiliki tanggung jawab besar untuk merangkul semua pihak, termasuk mereka yang sebelumnya tidak mendukungnya. Sikap inklusif dan terbuka dapat memperkuat persatuan masyarakat. Di sisi lain, masyarakat juga harus mengedepankan sikap sportif. Mendukung proses demokrasi dengan menerima hasil Pilkada secara lapang dada adalah langkah awal untuk menjaga kedamaian dan persaudaraan. Setelah Pilkada usai, perbedaan pilihan seharusnya tidak lagi menjadi penghalang untuk bersatu. Pembangunan daerah membutuhkan kontribusi dari semua pihak, tanpa memandang latar belakang politik. Dengan semangat persaudaraan, masyarakat dapat bersama-sama mengawal kinerja pemimpin terpilih demi kesejahteraan bersama.

Pilkada bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju kemajuan. Mari jadikan momen ini sebagai pengingat bahwa demokrasi adalah milik kita bersama, dan persaudaraan adalah fondasi utamanya.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Radikalisme dan Terorisme di Pedesaan: Sebuah Ancaman yang Perlu Diwaspadai

30 November 2024 - 06:59 WIB

Pesantren dan Pendidikan Karakter dalam Memperkokoh Harmoni Kebangsaan

29 November 2024 - 18:58 WIB

Diplomasi Santri: Membangun Jaringan Internasional

29 November 2024 - 18:43 WIB

Peran Generasi Muda dalam Dunia Digital: Agen Perubahan di Era Teknologi

29 November 2024 - 06:29 WIB

Pilkada Damai: Fondasi Demokrasi yang Kuat

29 November 2024 - 05:59 WIB

Nilai-Nilai Menjadi Guru di Pesantren: Dedikasi, Keteladanan, dan Keikhlasan

25 November 2024 - 07:04 WIB

Trending di Suara Santri