Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 4 Mar 2023 08:00 WIB ·

Jenis-jenis Radikal


 Jenis-jenis Radikal Perbesar

Perlu diketahui bahwa radikal memiliki banyak sekali perwujudannya (tipe). Tipe-tipe ini dapat diketahui melalui aksi yang dijalankan atas laku radikal itu sendiri. Dalam hal ini, Wahbah az-Zuhaili membaginya menjadi empat jenis radikal yang memiliki peranan paling penting,[1] di antaranya:

Radikal Kepercayaan

Yaitu kepercayaan atas pendapat pribadi yang secara eksplisit keyakinannya bertentangan dengan Alquran, sunah dan mayoritas umat Muslim. Perilaku ini dapat dilihat sebagaimana golongan-golongan terdahulu dari kelompok Qadariyyah, Jahmiyyah, Murji’ah dan Bathiniyyah. Sedangkan untuk gerakan-gerakan kontemporer yang masih ada sampai saat ini adalah seperti kelompok Takfir dan Hijrah di Mesir dan lainnya.

Radikal Politik

Yaitu deklarasi sekelompok orang untuk tidak mematuhi hukum negara. Kelompok ini bagaikan orang-orang Kharwarij di masa lalu, yang melanggar aturan yang ditetapkan Ali semasa menjabat sebagai khalifah, dan menghalalkan pembunuhan kepada kelompok yang tidak sejalan dengan mereka;

Radikal Perbuatan

Yaitu mereka yang telah menyimpang dari batasan i’tidal (proposional) dengan cara menyiksa diri sendiri, atau melakukan pekerjaan secara berlebihan.

Jenis radikal ini sebagaimana dalam laku ibadah, misalnya. Kelompok ini melaksanakan puasa dan shalat di sepanjang malam. Meninggalkan untuk menggauli istri, melaksanakan haji dengan cara berjalan kaki, dan lain sebagainya.

Kelompok radikal ini menentang naluri dirinya sendiri sebagai manusia yang memiliki rasa lelah. Jelas, orang yang melakukan pekerjaan dengan tanpa istirahat hanya akan melelahkan dan membahayakan bagi pelakunya. Kelompok ini jelas tidak sesuai dengan sunah Nabi.

Nabi bahkan melarang kepada umatnya untuk melaksanakan puasa wishol (puasa satu hari penuh tanpa berbuka), dan mendirikan sholat di malam hari penuh. Dalam sabdanya:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

“Demi Allah, aku adalah orang yang paling takut dan bertakwa kepada Allah daripada kalian. Akan tetapi, aku berpuasa dan berbuka. Aku sholat dan juga tidur dan aku menikahi wanita. Barangsiapa yang membenci sunahku, maka ia bukan golonganku.” (HR. Al-Bukhari)[2]

Agama Islam adalah agama yang mudah. Agama yang memberikan kabar gembira kepada pemeluknya. Bukan justru membuat penganutnya itu lari. Dalam sebuah hadis dikatakan: “Mudahkan dan jangan kalian persulit. Beri kabar gembira dan jangan membuat orang lari.”[3] Dalam hadis lain juga terdapat anjuran untuk melakukan amalan-amalan sesuai dengan kadar kemampuan.

خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ

“Kerjakan amalan-amlan sesuai dengan kadar kemampuan. Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amal yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dikerjakan secara konsisten walaupun sedikit.” (HR. Al-Bukhari)[4]

Radikal Internasional

Yaitu gerakan radikal yang menyebabkan kepanikan dan ketakutan pada masyarakat di suatu negara. Gerakan ini seperti halnya dengan meledakkan bom, menghancurkan bangunan, mengebom fasilitas atau institusi publik, dan kasus-kasus serupa yang membahayakan, baik secara individu atau negara, baik pada masa damai atau masa perang.

Baca juga: Benih-benih Radikal di Masa Rasulullah
Tonton juga: PRASANGKA | Short Film Of Grup Taks 2 Duta Damai Santri Jawa Timur.


[1] Wahbah az-Zuhaili, Qadhaya al-Mu’ashirah al-Fikr wal Mu’ashir (Damaskus: Dâr al-Fikr, 2007), I/398-401.
[2] Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (tk. Dâr Thuq an-Najah, 1422), VII/2.
[3] Ibit, h. I/25
حدثنا محمد بن بشار، قال: حدثنا يحيى بن سعيد، قال: حدثنا شعبة، قال: حدثني أبو التياح، عن أنس بن مالك، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: «يسروا ولا تعسروا، وبشروا، ولا تنفروا»
[4] Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (tk. Dâr Thuq an-Najah, 1422), VII/155.


Artikel ini telah dibaca 6 kali

Baca Lainnya

Politik Damai: Jalan Menuju Kehidupan yang Harmonis

21 November 2024 - 08:56 WIB

Politik dan Kemanusiaan dalam Pilkada Serentak

19 November 2024 - 11:09 WIB

Membangun Kehidupan Berbangsa Melalui Toleransi dan Keadilan

30 Oktober 2024 - 06:13 WIB

Radikalisme dan Upaya Pembentukan Desa Siaga sebagai Benteng Keamanan Nasional

30 Oktober 2024 - 05:55 WIB

Menilik Sejarah Radikalisme dan Terorisme di Indonesia

26 Oktober 2024 - 05:18 WIB

Radikalisme dan Tantangan yang Dihadapi Negara

26 Oktober 2024 - 05:06 WIB

Trending di Kontra Narasi