Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Ruang Seni · 3 Jan 2023 21:07 WIB ·

Belajar Kaligrafi, Seni Islam yang Harus Senantiasa Dilestarikan


 Belajar Kaligrafi, Seni Islam yang Harus Senantiasa Dilestarikan Perbesar

Oleh: M. Syamilul Hikam

Perkembangan seni dalam banyak hal telah berlangsung sejak berabad-abad silam. Termasuk seni menulis arab dengan indah atau yang lebih dikenal dengan kaligrafi islam. Disebut kaligrafi islam karena dalam rangka untuk membedakan dengan kaligrafi china dan jepang yang belakangan juga mulai populer. Kaligrafi dalam peradaban islam sudah hidup sejak periode Dinasti Abbasiyah, tepatnya pada masa pemerintahan khalifah Al-Ma’mun (wafat tahun 834 M). Seni tulis ini juga kemudian mengalami perkembangan pada masa-masa berikutnya, yaitu pada masa Al-Radhi, khalifah Dinasti Abbasiyah.

Pada masa khalifah Al-Radhi inilah, terjadi peristiwa pemotongan tangan yang dilakukan oleh sang khalifah kepada Ibn Muqlah, pelopor kaligrafi dengan gaya tulisan naskhi (jenis tulisan yang paling banyak diminati oleh kaum muslim dan merupakan gaya tulisan mushaf al Qur an seperti yang kita baca sehari-hari). Tangan kanan Ibn Muqlah dipotong karena, menurut beberapa sumber, ia mempertahan model penulisan lafadz jalalah yang khas menurutnya dan kini menjadi percontohan bagi setiap penulisan lafadz Allah itu, terutama dalam gaya naskhi.

Tantangan dalam mempelajari kaligrafi pada masa lalu datang dari para pemerintah yang berkuasa kala itu. Hal ini dibuktikan oleh peristiwa di atas yang melibatkan Ibn Muqlah dengan khalifah Al-Radhi. Meski hidup tanpa tangan kanannya, Ibn Muqlah tetap melstarikan seni tulis arab itu dengan ciri khas penulisan lafaz jalalah menggunakan tangan kirinya. Hingga akhirnya, karya-karya Ibn Muqlah menjadi rujukan para kaligrafer hingga saat ini.

Berbeda dengan tantangan yang sedang dihadapi para seniman kaligrafi saat ini. Jika tempo lalu ujian itu berdatangan dari luar, namun, hari ini tantangan itu berasal dari dalam diri seniman itu sendiri. Tantangan itu bernama ‘kebosanan’. Sebab, belajar kaligrafi meniscayakan suasana yang cenderung lebih senyap dari pada mempelajari hal-hal lain, seperti tilawah dan seni musik, yang kesemuanya itu merupakan bagian dari seni islam. Hanya saja, kaligrafi menjadi seni islam yang bertujuan untuk memperindah ayat-ayat Allah yang terdapat dalam Al-Qur an.

Oleh sebab kesenyapan itulah, belajar kaligrafi hari ini menjadi kegiatan yang tidak lagi mudah, apalagi berkenaan dengan sesuatu yang terdapat dalam diri setiap pegiat kaligrafi. Perlu adanya kesungguh-sungguhan dalam mempelajari seni islam yang satu ini. Tidak banyak lembaga yang mengembangkan seni islam ini. Terbukti dengan kurangnya minat kepada seni tulis arab. Kecuali, di pesantren yang menjadi tanah subur bagi kehidupan seni kaligrafi.

Bahkan, pesantren, sebagai lembaga pendidikan islam di indonesia harus ambil peran dalam mengembangkan kaligrafi dengan cara menjadikannya sebagai media kepada para santri untuk juga belajar dengan serius. Hal ini karena untuk mengupayakan warisan peradaban islam sejak masa lalu itu tetap lestari. Misalnya, dengan menjadikan kaligrafi sebagai sebuah komunitas di pesantren-pesantren yang tersebar di indonesia. Dengan begitu, seni kaligrafi diharapkan bisa tetap ada dan lestari hingga kapanpun.

Upaya untuk tetap melestarikan seni kaligrafi ini sebenarnya tidak akan lepas dari akar sejarahnya. Kaligrafi lahir untuk tujuan memperindah lafadz al Qur an dan ayat-ayat Allah SWT. Di samping itu, belajar kaligrafi juga untuk berdakwah kepada khalayak umum dengan mengajak kepada kebaikan-kebaikan lewat makna yang terkandung di dalam ayat-ayat Allah yang diperindah itu. Sehingga, sebagai muslim, kita juga perlu bahkan dianjurkan untuk mempelajarinya.

*Santri Pondok Pesantren Annuqayah

Artikel ini telah dibaca 60 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dermaga Di Garis Kenangan

29 Oktober 2024 - 22:27 WIB

Kenali 6 Macam-Macam Tradisi Maulid Nabi di Pulau Jawa

14 September 2024 - 19:13 WIB

Kisah Santri Joinan Rokok dengan Kiainya

30 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Kisah Santri Miskin Naik Haji karena Taati Guru

30 Agustus 2024 - 22:39 WIB

Tampil Sambut Tamu Kehormatan di Event Internasional, Yuk Intip Makna Perdamaian dalam Tari Sintung di Kabupaten Sumenep Madura

24 Juni 2024 - 12:03 WIB

Mengenal Aneka Tradisi Perayaan Tahun Baru Islam di Jawa Timur

16 Juni 2024 - 06:40 WIB

Trending di Ruang Seni