Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Damai Pedia · 26 Jul 2024 10:37 WIB ·

Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT: Sinergi, Koordinasi dan Komunikasi Kunci Deradikalisasi


 Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT: Sinergi, Koordinasi dan Komunikasi Kunci Deradikalisasi Perbesar

Santrikeren.id– Pelaksanaan program deradikalisasi bagi narapidana tindak pidana terorisme (Napiter) memerlukan sinergi, koordinasi dan komunikasi antar lembaga. Keterlibatan Lembaga Pemasyarakatan, Balai Pemasyarakatan, Densus 88 Antiteror, Polri, dan berbagai unsur terkait sebagai kelompok kerja berperan penting dalam memaksimalkan tahapan program deradikalisasi.

Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Roedy Widodo menyampaikan hal itu dalam Rakor Pelaksanaan Program Deradikalisasi Dalam Lembaga Pemasyarakatan di Batu, Jawa Timur.

“BNPT tidak dapat berjalan sendirian, sehingga rapat koordinasi yang ini adalah bentuk koordinasi, jaring komunikasi dan sinergisitas antar stakeholder terkait sebagai kelompok kerja guna memaksimalkan tahapan-tahapan program deradikalisasi, sehingga memperlancar program deradikalisasi,” kata Roedy Widodo, dikutip Jumat (26/7/2024).

Dia menyebut deradikalisasi merupakan proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan.

“Kami telah menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan strategi pembinaan dalam Lembaga Pemasyarakatan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program pembinaan dalam Lembaga Pemasyarakatan,” jelasnya.

Roedy mengungkapkan bahwa konsep program deradikalisasi bagi narapidana tindak pidana terorisme merupakan program berkelanjutan yang melibatkan tahapan identifikasi, rehabilitasi, reedukasi, dan reintegrasi sosial. “Semua tahapan ini harus memiliki ukuran, sasaran, dan target yang terukur serta dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun dari segi kebijakan,” tambahnya.

Diketahui, pada 30 Juni 2024 lalu sebayak 16 pentolan Jamaah Islamiyyah (JI) menyatakan pembubaran organisasi tersebut dan berkomitmen kembali ke NKRI. Dia berharap dengan bubarnya JI yang diawali oleh para pimpinannya akan diikuti oleh jamaah di bawahnya.

“Namun tentunya hal tersebut akan berdampak pada proses penanganan narapidana tindak pidana terorisme di Lembaga Pemasyarakatan,” jelasnya.

Roedy menjelaskan bahwa program deradikalisasi telah diakui sebagai salah satu role model bagi penanganan terorisme dengan pendekatan lunak yang diapresiasi dunia internasional. “Karena itu kita semua harus bersinergi dan berkolaborasi untuk melaksanakan program deradikalisasi,” tambahnya.

Dia juga berharap agar kondisi zero terrorism attack sepanjang 2023 lalu dapat terus dipertahankan hingga tahun-tahun mendatang. “Kami terus mengupayakan agar masyarakat merasa aman dan Indonesia damai dari serangan-serangan teror,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Annuqayah Studi Lapangan ke Rumah Sakit Jiwa, Dekan: Merawat Orang Lain Perbuatan Mulia

23 November 2024 - 10:03 WIB

Santriwati Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Raih 3 Kejuaraan Lomba di Event Pamekasan Bilingual Course

6 November 2024 - 12:42 WIB

Meriahkan Harlah Pesantren dan Hari Santri 2024, Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Gemakan Sholawat Bareng Nyai Nur Laila

4 November 2024 - 21:53 WIB

Usung Tema Nyambhung Sokma, Haul Akbar Masyayikh Annuqayah Diikuti Ribuan Alumni dan Masyarakat

3 November 2024 - 17:39 WIB

Jelang Pilkada 2024, Ribuan Warga NU Doakan Keselamatan dan Kedamaian Sumenep

31 Oktober 2024 - 21:12 WIB

Wisuda Perdana Universitas Annuqayah Sumenep Madura Kukuhkan 760 Sarjana dan Magister

30 Oktober 2024 - 21:22 WIB

Trending di Damai Pedia