Oleh: Abdul Warits
Gerakan Radikalisme yang mengarah kepada terorisme biasanya memanfaatkan momentum Ramadan untuk bergerilya melalui berbagai forum yang digelar. Forum tersebut dibentuk di media online maupun offline seperti kanal YouTube atau pengajian pengajian yang tersebar di tengah masyarakat.
Bulan Ramadan adalah momentum untuk berpuasa bagi kalangan muslim. Sehingga orang berlomba lomba melakukan amal perbuatan dan kebaikan di tengah tengah masyarakat. Meski begitu, amal dan perbuatan yang dilakukan jangan sampai tersusupi oleh nilai nilai radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan ingin mensucikan agama dan lain sebagainya.
Saat momentum Ramadan, sebenarnya adalah saat yang tepat untuk mengantisipasi paham radikalisme dengan membangun karakter para pemuda melalui penguatan jiwa, mental dan spiritual, sehingga tidak mudah tersulut dengan paham-paham yang lain, baik itu radikalisme, maupun terorisme.
Dengan adanya bulan Ramadan, maka antisipasi yang bisa dilakukan bisa dimulai dari hati, yakni membangun karakter agar tidak menjadi pemuda alay sehingga tidak mudah terpengaruhi oleh paham-paham lain. Termasuk ideologi Radikalisme yang menyebar di bulan Ramadan.
Oleh karenanya, penting untuk menggagas laboratorium Dakwah yang berdasarkan kepada nilai moderasi beragama dan Islam Rahmatan Lil Alamin. Dari laboratorium Dakwah ini maka nanti akan memunculkan bibit dai yang kompeten dan tidak sembarangan dalam mengkafirkan seseorang.
Selain, merintis laboratorium Dakwah di dalamnya juga nanti diisi dengan pemateri pemateri yang handal dan kurikulum yang berdasarkan kepada nilai nilai Pancasila dan cinta tanah air. Gerakan ini tentu menjadi sinyal positif karena bergerak dengan ganda. Pertama, laboratorium untuk pembinaan dakwah. Kedua, menyusupkan materi cinta tanah air melalui penguatan para da’i.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Duta Damai Santri Jawa Timur adalah dengan menggelar kegiatan live Instagram dengan program bertajuk Santri Talk. Kegiatan ini diharapkan bisa menyebarkan dakwah perdamaian di bulan Ramadan melalui media online dan medsos.
Penyebarluasan Pancasila sebagai landasan negara dan pandangan hidup yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari para pemuda pada saat ini menjadi keharusan yang harus disebarkan melalui berbagai platform media sehingga suaranya terdengar di tengah tengah masyarakat.
Laboratorium Dakwah bisa diimplementasikan dengan adanya pembinaan terhadap para da’i dalam menguatkan komitmen kebangsaan dan keindonesiaan. Selain itu, laboratorium Dakwah ini bisa diartikan sebagai suatu ruang dimana dakwah moderasi beragama dan perdamaian bisa disampaikan ke publik dengan berbagai cara dan perantara.
Salah satu contoh yang paling gampang misalnya live pengajian di pesantren, live Instagram dengan ngobrol santai seputar perdamaian dan radikalisme yang mencerahkan terhadap masyarakat atau bisa melalui podcast dengan tema tema yang menarik diperbincangkan saat momentum Ramadan.
Gerakan laboratorium Dakwah ini tentu sangat bermanfaat bagi semua kalangan baik jemaah online atau jemaah offline. Selain efektif, gerakan ini hanya dibutuhkan satu suara dalam menyebarkan nilai Islam Rahmatan Lil Alamin, ahlussunah wal jamaah dan nilai nilai perdamaian yang terus membumi.
Laboratorium Dakwah tidak terbatas ruang tetapi melampaui segenap ruang sehingga bisa dirintis di berbagai instansi pemerintahan, instansi pendidikan atau bahkan berbagai macam komunitas yang memiliki visi dan misi yang sama.