Oleh Yuliana
Aku seorang gadis tanah rindang
Yang mengalir rindu di untaian akar ilalang
Berselimut gairah menumbangkan gejolak iman
Mengerling nakal dada tiap hembusan angina sakau
Seumpama nyanyian tanduk majeng
Terbangun dalam bayang fajar
Demi memburu senyum sang pangeran
Serupa selir yang dahaga akan kenikmatan
Termangu bersembunyi di balik gemuruh hawa nafsu
Berharap dipungut menuju labirin semu
Terkenang kala dia menyambangi dusunku
Hanya binar bahagia kusuguhkan
Mengharap kasihku terbalaskan
Rupanya dia tak berhasrat untuk menetap
Seperti indahnya senja yang berlalu dalam sekejap
Payung hati telah undur diri
Menanggalkan rajutan benang kasih
Bahkan taka ada maaf sebait
Selepas ia memporak-porandakan perisai diri
Selepas mengecap embun pada sepucuk pohon jagung
Tanpa iba, meledakkan bom waktu dalam diri anak adam
Memutilasi diri layaknya rajam
Menohok hati dengan tombak gundah gulana
Perahu kasih telah kandas
Diombang-ambing dalam ikat kebingungan
Namun dinda bertekad menunggu
Kembalinya kanda dalam rengkuhan
Bersama manis jagung bakar yang menghitamkan telapak tangan
Waktu seumpama menguras air pada samudra
Dinda akan menanti datangnya kanda dalam jamahan
Karang Pao, 03 April 2023.